Tahun 2001

MALAM HITAM

Malam hitamku yang setia
Meminjamkan…menyusupkan…
Remulan terkasihnya
Sebagai lenteraku
Untuk menghalau galau, gilap dan gelapnya jiwa bising
Selama tujuh belas purnama
bersamamu…

walau kau dapat menangkap dengan baik sinar lenteraku,
namun mampukah kau membaca setiap kerdip sandiku…
atau jika kau bersedia…merapatlah di bayangan lentera ini
agar lebih leluasa mengeja setiap gerak bibirku
tetapi aku takkan mau kehilangan
bayangan senyummu…

malam hitamku yang tak gelap
karena lenteraku tetap memantul di wajahmu
membuatmu lebih leluasa bersolek
merangkai bulu matamu nan menjuntai tegak
menjura…menjentik sunyi kelamnya jiwaku
dan akupun juga lebih leluasa menghitung bulu alismu
sambil memoles bawah matamu yang selalu mengembangkan senyum
kendati bibirmu terkatup…

malam hitamku…
Jakarta, 10 Februari 2001